Shalat Dhuha merupakan sunnah mu'akkadah, terbukti
telah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana
diriwayatkan Muslim, no. 1176, dari hadits Aisyah radhiallahu anha, dia
berkata,
( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى
أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ ) .
"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat
(rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya."
Syekh Ibnu Baz rahimahullah berkata dalam kitab Majmu Fatawa, 11/389,
"Shalat Dhuha adalah sunnah mu'akkadah yang telah dilakukan oleh Nabi
shallallahu alaihi wa sallam dan beliau perintahkan kepada para
shahabatnya."
hadits dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang keutamaan
shalat Dhuha, di antaranya;
1) Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
beliau bersabda, "
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ
تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ
صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ،
وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ
يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى (رواه مسلم، رقم 1181) .
Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi;
Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca
Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah
sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma'ruf
adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi
dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha." (HR. Muslim,
no. 1181)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Sabda beliau shallallahu alaihi wa
sallam,
وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
'Semua itu dapat terpenuhi (cukup tergantikan) dengan (shalat) dua
rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha'
Hadits ini merupakan dalil tentang besarnya keutamaan dan kedudukan shalat
Dhuha, dan bahwa dia sah jika dilakukan sebanyak dua rakaat." (Syarh
Muslim, oleh Imam Nawawi)
2) Diriwayatkan oleh Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia
berkata,
أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ
ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, "Kekasihku telah
berwasiat kepadaku tentang tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama
hidupku; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidak tidur sebelum aku
menunaikan (shalat) Witir." (HR. Muslim, no. 1183)
Qurtubi rahimahullah berkomentar: “Wasiat Rasulullah sallallahu’alaihi wa
sallam kepada Abu Darda’ dan Abu Hurairah radhiallahu’anhuma menunjukkan akan
keutamaan Shalat Dhuha dan banyak pahalanya serta penekanannya. Oleh karena itu
beliau berdua senantiasa menjaganya dan tidak (pernah) meninggalkan.” Selesai
dari kitab ‘Al-Mufhim Lima Asykala min Talkhisi Muslim’
3) Dari Abu Darda dan Abu Dzar radhiallahu anhuma dari Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam, dari Allah Azza wa Jalla, bahwa Dia berfirman,
"Wahai anak Adam shalatlah empat rakaat di awal hari, Aku akan lindungi
engkau hingga akhirnya." (HR. Tirmizi, no. 437, dishahihkan oleh
Al-Albany)
Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata, yang dimaksud 'shalat di awal siang
adalah shalat Dhuha, ada pula yang mengatakan shalat isyraq, ada pula yang
mengatakan shalat sunnah Shubuh dan fardhunya, karena dia merupakan shalat fardhu
pertama di siang hari. Aku katakan, 'Pengarang (sunan Tirmizi) begitu juga Abu
Daud memahami shalat tersebut sebagai shalat Dhuha, karena itu keduanya
memasukkan hadits ini dalam bab Shalat Dhuha. Sedangkan yang dimaksud menjaga
adalah menjaga urusannya hingga akhir siang. Ath-Thaiby berkata, maksudnya
adalah 'Aku lindungi kesibukan dan kebutuhanmu serta melindungi engkau dari
segalah keburukan setelah shalatmu hingga akhir siang. Maksudnya,
berkonsentrasilah beribadah kepada-Ku di awal siang, maka Aku akan tenangkan
pikiranmu hingga akhir siang dengan memenuhi semua kebutuhanmu." (Tuhfatul
Ahwazi, 2/478)
4) Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, "
"Tidak ada orang yang memelihara shalat Dhuha, melainkan dia seorang
yang kembali, karena dia adalah shalat awwaabin (shalatnya orang-orang
yang kembali)." (HR. Ibnu Khuzaimah, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam
Shahih At-Targhib wat-Tarhib, 1/164)
5) Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, beliau bersabda,
Siapa yang shalat Fajar berjamaah, kemudian duduk untuk berzikir kepada
Allah hingga matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka baginya
bagaikan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna." (HR.
Tirmizi, no. 586, dinyatakan hasan oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih
Sunan At-Tirmizi)
Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata dalam kitab Tuhfatul Ahwazi bi syarhi
Jami At-Tirmizi, 3/158: Sabda beliau 'Kemudian shalat dua rakaat' maksudnya
adalah setelah matahari terbit. Sedangkan Ath-Thaybi berkata, maksudnya adalah,
'Kemudian dia shalat setelah matahari naik setinggi tombak, sehingga waktu
dimakruhkan shalat telah habis. Ini adalah shalat yang dinamakan shalat Isyraq,
dia adalah awal (waktu) shalat Dhuha."
nah, itulah beberapa keutamaan shalat dhuha, yuk saudara muslimku kita coba dan kita mulai untuk melaksanakan shalat dhuha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar