Minggu, 11 Januari 2015

Cerpen: Bulan Bintang

 taraaahhh.. 1 cerpen lagi... ini juga salah satu tugas cerpen bahasa indonesia... karna emang malem ini belum ada ide apa apa jadi ngepost ini dulu deh.. ini adalah cerpen tentang persahabatan, cerpen ini mengajarkn kita untuk jangan mudh salah paham atau salah sangka kepada sahabat. karna belum tentu apa yg menurut kita bener itu adalah kejadian yg sesungguhnya *apasihnih.... yaa pokoknya gitulah, efek galau pengen nonton merry riana lagi nih-_- pokoknya baca dulu deh nihh cerpen, nahh kalo udah baca boleh komen deh tuh ini cerpen tentng apa untuk meluruskan kesalahan avinda. oke? okedeh... lain kali kalo cerpen avinda tentang perjalanan ke gunung semuru udah selesai.. nanti avinda post.. sampai jumpa.. SHMILY *korbanalva




Bulan Bintang
Cahaya matahari bersinar cerah pagi ini, menemani para pelajar mengejar ilmu menggapai cita-cita. Bulan Permata Indah, siswi SMA Cita Bangsa yang sedang terburu-buru ke sekolah terlihat begitu bersemangat. Di gerbang sekolah terlihat mobil mewah terparkir, dan tak berapa lama seorang gadis turun sambil dipapah kemudian didudukkan di kursi roda, sambil tersenyum Bulan menghampirinya “Hai Bintang..” sapa Bulan pada sahabatnya, gadis bernama Bintang itu memegang tangan Bulan “biar Bulan saja yang mendorongku” ucap Bintang pada pengasuhnya.
Mereka berdua melewati lorong sekolah menuju ke kelas, sepanjang perjalanan banyak siswa lain yang melihat mereka dengan tatapan yang tidak biasa. Bulan dan Bintang memang sudah lama bersahabat sejak kecil, walaupun keadaan Bintang yang lumpuh karena sebuah kecelakaan tak membuat persahabatan mereka luntur, bahkan Bulan senantiasa menemaninya. Di sekolah hampir dikatakan mereka tidak bisa dipisahkan layaknya saudara kandung, bahkan mereka satu kelas selama 3 tahun berturut-turut. Bintang sendiri memang anak tunggal, sedangkan Bulan mempunyai seorang kakak tiri yang tidak tinggal bersamanya, bahkan belum pernah sekalipun Bintang lihat. Setiap akhir pekan mereka saling mengunjungi, bermain dan belajar bersama, namun akhir-akhir ini setiap kali Bintang ke rumah Bulan saat akhir pekan, Ia selalu tidak dapat menemui Bulan. Ketika Bintang mencoba menanyakan padanya, Bulan mengungkapkan berbagai alasan.
Suatu hari saat pulang sekolah, Bulan dan Bintang berjalan-jalan di halaman belakang sekolah, nampak seorang pemuda yang merupakan kakak kelas mereka bernama Albi Ghafair, yang akrab dipanggil Ghafa. Untuk waktu yang lama Bintang tak berhenti menatap pemuda itu. Ghafa memang terlihat jarang berada di sekolah karena terkenal dengan kenakalannya dan sering bolos, tetapi anehnya Ia selalu mendapat nilai tertinggi ketika ujian.
“Kak Ghafa?” ucap Bintang saat Ghafa melewatinya
“ada apa?” ucap Ghafa datar
“ohh tidak..”  jawab Bintang gugup, dengan cuek Ghafa terus berjalan meninggalkan mereka.
Sejak pertemuan itu Bintang selalu tampak ceria dan sering mengunjugi halaman belakang sekolah, disana pun akhirnya Bintang bisa mengobrol dengan Ghafa. Melihat itu Bulan sangat senang karena Bintang yang selama ini Ia kenal, tidak begitu ceria sejak lumpuh. Bulan hanya mengamati dari kejauhan, menurutnya jika Bintang bahagia maka Ia juga bahagia, bahkan Ia tak ingin Bintang sedih suatu hari nanti.
Bintang akhir-akhir ini sibuk dengan pertemuannya bersama Ghafa, sehingga Ia tak pernah lagi bermain dengan Bulan kecuali dalam kelas, merasa bersalah dengan sikapnya sendiri, Bintang memutuskan mencari Bulan. Setelah mencari kesana kemari, kini Ia harus dihadapkan dengan apa yang dilihatnya, Bulan sedang memeluk Ghafa. Karna melihat itu, Bintang menangis. Isak tangis Bintang ternyata terdengar oleh Ghafa dan Bulan, “Bintang.. itu.. tidak seperti..” belum sempat Bulan menjelaskan, Bintang telah pergi menjauh. Ia tak tahu harus kemana, lalu Bintang keluar dari gerbang sekolah. Karna terlalu sedih, Bintang tidak menyadari bahwa dari sebelah kanan sedang melaju mobil dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak dirinya. Segeralah Bulan dan Ghafa yang melihat kejadian itu membawa Bintang ke rumah sakit.
Akibat benturan yang cukup serius dikepalanya, Bintang mengalami koma selama 4 hari. Setelah Ia terbangun dari koma, Bintang melihat Ghafa berada diantara keluarganya.
 “untuk apa kau ke sini?” Tanya Bintang kepada Ghafa dengan tatapan sinis
“lihat ini..” Ghafa memberinya cermin
“apa maksudmu? wajahku tak apa-apa..” ucap Bintang sambil bercermin
“Mata.. dan ini, dia menitipkan surat untukmu” ucap Ghafa, lalu Ia keluar meninggalkan Bintang dan keluarganya.
Hai Bintang.. apa kamu baik-baik saja? Kuharap begitu, aku minta maaf atas semuanya, bahkan untuk kenangan buruk yang kau lihat sebelum kecelakaan itu. Aku harap kau tak salah paham atas diriku dan kak Ghafa, dia itu kakak tiriku yang belum pernah kau lihat. Aku hanya menyesal tak dapat menemuimu. Namun kini aku dapat melihat dunia bersamamu.
Salam Bulan
Bintang menangis membaca surat itu, dan dari surat itulah ia mengetahui bahwa Bulan selama ini mengidap sakit kanker, Bulan selalu pergi berobat saat akhir pekan, dan mata yang Ia pakai saat ini adalah milik Bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar