Minggu, 25 Januari 2015

Resensi Buku Pengetahuan

Judul Buku     : 99 cahaya di Langit Eropa
Penulis           : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit             : November 2013
 Tebal buku    : 340 halaman


Hanum salsabiela Rais, adalah putri Amien Rais, lahir dan menempuh pendidikan dasar Muhammadiyah di Yogyakarta hingga mendapat gelar dokter gigi dari FKG UGM. Mengawali karir sebagai jurnalis dan presenter di Trans TV. Tahun 2010, Hanum menerbitkan buku pertamanya, Menapak Jejak Amien Rais : persembahan seorang putri untuk ayah tercinta.
Rangga Almahendra, adalah suami dari Hanum Salsabiela, teman perjalanan sekaligus penulis kedua buku ini. Menamatkan pendidikan dasar hingga menengah di yogyakarta, berkuliah di Institut Teknologi Bandung, kemudian S2 di Universitas Gajah Mada. Memenangi beasiswa dari Pemerintah Australia untuk studi S3 di WU Vienna. Pada tahun 2010 ia menyelesaikan studinya dan meraih gelar doktor di bidang Internasional Business & Management. Novel lain karya Hanum dan Rangga adalah “Bulan Terbelah di Langit Amerika” dan “Berjalan diatas Cahaya”
            Novel “99 cahaya di Langit Eropa” merupakan novel yang beraliran Islami dan memiliki tema menapak jejak Islam di Eropa. Buku ini berisi kisah-kisah perjalanan kedua penulis selama berada di Eropa. Hanum dan Rangga tinggal selama 3 tahun di eropa saat rangga mendapat beasiswa program doktoral di Universitas di Austria. Keduanya berkesempatan menjelajahi Eropa dan menemukan keindahan eropa yang tidak sekadar hanya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Namun, mereka menemukan Keindahan lain dari Eropa, mereka menjelajah sejarah dan menemukan bahwa Islam pernah berjaya di tanah itu. Eropa dan islam pernah menjadi pasangan serasi. Namun, ketamakan manusia membuat dinasti itu runtuh. Buku ini menceritakan tentang kisah-kisah dari beberapa tempat didalamnya yaitu Wina (austria), Paris (Perancis), Granada dan Cordoba (andalusia/Spanyol), dan Instanbul (turki).
            Hanum menjelajahi peninggalan Islam di Wina bersama sang sahabat baru yang berkenalan di kelas kursus bahas Jerman. Fatma Pasha, wanita asal Turki yang berhasil menggugah jiwa kelana hanum untuk menyusuri jejak islam di eropa. Fatma yang hanya seorang ibu rumah tangga ternyata memiliki wawasan luas tentang sejarah Islam di Eropa.
Perjalanan Hanum dan Fatma berkeliling Wina dimulai dengan melihat keindahan kota Wina, sungai terkenal Donau/Danube, dan Masjid Vienna Islamic Center – pusat peribadatan umat Islam terbesar di Wina di tepi sungai Danube dari atas bukit Kahlenberg. Sayangnya fatma tiba-tiba menghilang setelah mereka mengikat janji akan berkelana bersama menapaki jejak islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan Turki yang pernah berjaya pada masanya. Demi memenuhi janji itu hanum kemudian mulai menjelajah sendiri bersama suami.
Tempat berikutnya yang dikunjungi Hanum adalah Paris, Prancis. Kota ini dikenal City of lights, yang berarti pusat peradaban Eropa. Perjalanan Hanum di Paris dilakukan bersama mualaf Muslimah Prancis, Marion Latimer, lulusan Studi Islam Abad Pertengahan dari Universitas Sorbornne. Bersama Marion, Hanum menjelajahi Museum Louvre dengan koleksinya yang terlengkap di dunia. Di Museum inilah terdapat lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus dengan hijab Bunda Maria yang bertakhtakan kalimat tauhid, Laa Ilaaha Illallah  yang mengejutkan Hanum.
Tak kalah menarik adalah misteri Napoleon Bonaparte yang menjadi seorang mualaf dan misteri Axe Historique, garis lurus imajiner yang tepat membelah kota Paris dimana bangunan-bangunan penting Paris tepat berdiri di garis tersebut (monument Obelisk Luxor Mesir, Jalan Champs – Elysses, dan berujung di Monumen Arc de Triomphe de l’Etoile) dalam kaitannya dengan arah Kiblat di Mekkah. Di Paris ini juga Hanum mendapat kesempatan menunaikan ibadah sebagai seorang muslim di Masjid Besar Paris, Le Grande Mosquee de Paris serta mengetahui sejarah Islam lainnya di Eropa.
Selanjutnya Hanum dan Rangga menjelajahi Cordoba dan Granada True City of Lights. Cordoba merupakan ibukota Andalusia dimana peradaban Eropa dimulai. Pada kota ini berkembang ilmu pengetahuan dan menginspirasi kota-kota lain di Eropa. Di Cordoba terdapat The Mosque Cathedral Mezquita, yaitu masjid besar yang menjadi Kathedral/gereja. Perjalanan dilanjutkan ke Istana Al Hambra dengan latar belakang Pegunungan Sierra Nevada yang berwarna putih salju di Gordoba. Istana yang diserahkan oleh Mohammad Boabdil (sultan terakhir di Granada) kepada Isabella dan Ferdinand. Sementara itu Granada adalah kota terkahir dimana islam takluk di daratan Eropa.
Selanjutnya mereka menjelajahi Istanbul. Istanbul/ kontatinopel adalah saksi sejarah dimana Islam pernah memiliki masa keemasan. Pada masa itu, luas wilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi. Namun, di Turki tidak ditinggalkan istana yang megah, bukan karena tidak mampu melainkan karena Sultan mereka mencontohkan kesederhanaan. Sesuatu hal yang mulai dilupakan pemimpin-pemimpin saat ini. Di Turki juga terdapat Blue mosque, Topkapi Palace, dan  Hagia Sophia bekas gereja besar dan sempat dijadikan masjid, namun kini telah dijadikan museum oleh pemerintah Turki.
Kelebihan buku 99 cahaya di langit Eropa ini adalah kita sebagai pembaca akan merasakan seolah-olah sedang mengelilingi eropa dengan gambaran Eropa didalam imajinasi kita. Cerita yang disampaikan begitu santai dengan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pembaca. Dan novel ini memberikan gambar baru tentang Eropa selain keindahan dan kemegahan bangunan di Eropa.
Namun, novel ini terasa kurang lengkap karna tidak adanya foto-foto atau gambar tentang bangunan-bangunan yang dikunjungi oleh sang penulis, seperti, Hagia Shopia, Topkapi palace, Blue Mosque, Istana Al Hambra, dll. Yang ada hanyalah foto-foto behind the scene saat pembuatan film adaptasi novel ini, yang hanya menampilkan sebagian tempat yang dikunjungi oleh penulis dalam perjalanannya.
Novel “99 Cahaya di langit Eropa” ini sangat menarik untuk dibaca, karna memberikan wawasan yang luas dan gambaran baru tentang Islam dan tanah Eropa. Dan buku ini sangat cocok untuk para muslim untuk memperkuat iman , karna novel ini memperlihatkan kebesaran-kebesaran Allah SWT. Novel ini juga mengajarkan dan mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total dengan lemah lembut dan menebarkan senyum, seperti yang dilakukan Fatma Pasha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar